Prabowo: Elite Politik Sudah Nikmat
Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan
Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto menyampaikan pemikiran dan
gagasannya saat menjadi keynote speaker pada acara Dialog Nasional
bertema Kepemimpinan Nasional Menuju Penguatan Kedaulatan Bangsa yang
diselenggarakan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Jawa
Barat di Ramayana Room Hotel Grand Preanger, Jalan Asia Afrika, Kota
Bandung, Sabtu (2/2/2013). Dalam dialog tersebut, Prabowo yang siap maju
di Pilpres 2014 mendatang mengatakan tantangan bangsa Indonesia pada 20
tahun kedepan adalah menipisnya cadangan sumber daya energi, ledakan
populasi penduduk, pemerintahan yang lemah, tidak efisien dan korupsi,
serta ketidakseimbangan struktural perekonomian. | TRIBUN JABAR/GANI
KURNIAWAN
Prabowo: Elite Politik Sudah Nikmat — Bakal calon Presiden dari Partai Gerindra,
Prabowo Subianto, menilai pemerintahan berjalan tidak efisien.
Pemerintahan daerah otonom dinilai terlalu banyak sehingga membebani
pemerintah. Prabowo membandingkan Indonesia dengan China dan
India. China dengan jumlah penduduk 1,4 miliar, kata dia, mempunyai 33
pemerintah daerah otonom. Dengan demikian, satu pemda untuk 42 juta
jiwa. Adapun India dengan jumlah penduduk 1,2 miliar memiliki 35 pemda
otonom atau 1 pemda untuk 34 juta jiwa.
"Indonesia, 502 pemerintah daerah otonom untuk 243 juta jiwa. Satu pemerintah daerah untuk setengah juta orang. Apakah ini efisien atau tidak? Saya kira tidak perlu seorang doktor untuk mengatakan sistem pemerintahan kita yang paling tidak efisien," kata Prabowo, di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (30/5/2013).
Prabowo saat itu berbicara dalam acara bedah buku karyanya berjudul Masa Depan Indonesia, Bunga Rampai Tantangan Bangsa yang digelar Asosiasi Dosen Indonesia dan Institute Madani Nusantara. Hadir ratusan orang dari kalangan akademisi.
Prabowo menyinggung adanya rencana penambahan 100 kabupaten/kota baru yang masih dibahas di DPR. Konsekuensi jika rencana itu terealisasi, yakni meski dibangunnya berbagai infrastruktur pemerintah.
"Kalau benar tambah 100 kabupaten, akan ada 100 kantor bupati, 100 gGedung DPRD, 100 rumah bupati, 100 rumah wakil bupati, 100 rumah sekda. Belum mobilnya," kata Ketua Dewan Pembina Gerindra itu.
Prabowo lalu mengkritik sikap para pemimpin politik yang tidak mau mengubah sistem tersebut. "Elite politik sudah nikmat. Semua ingin jadi bupati, ketua DPRD, ketua ini, ketua itu. Ini yang mengakibatkan kita tidak produktif," ujar mantan Danjen Kopassus itu.
"Indonesia, 502 pemerintah daerah otonom untuk 243 juta jiwa. Satu pemerintah daerah untuk setengah juta orang. Apakah ini efisien atau tidak? Saya kira tidak perlu seorang doktor untuk mengatakan sistem pemerintahan kita yang paling tidak efisien," kata Prabowo, di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (30/5/2013).
Prabowo saat itu berbicara dalam acara bedah buku karyanya berjudul Masa Depan Indonesia, Bunga Rampai Tantangan Bangsa yang digelar Asosiasi Dosen Indonesia dan Institute Madani Nusantara. Hadir ratusan orang dari kalangan akademisi.
Prabowo menyinggung adanya rencana penambahan 100 kabupaten/kota baru yang masih dibahas di DPR. Konsekuensi jika rencana itu terealisasi, yakni meski dibangunnya berbagai infrastruktur pemerintah.
"Kalau benar tambah 100 kabupaten, akan ada 100 kantor bupati, 100 gGedung DPRD, 100 rumah bupati, 100 rumah wakil bupati, 100 rumah sekda. Belum mobilnya," kata Ketua Dewan Pembina Gerindra itu.
Prabowo lalu mengkritik sikap para pemimpin politik yang tidak mau mengubah sistem tersebut. "Elite politik sudah nikmat. Semua ingin jadi bupati, ketua DPRD, ketua ini, ketua itu. Ini yang mengakibatkan kita tidak produktif," ujar mantan Danjen Kopassus itu.